"Orang yang sukses tidak akan mengeluh bagaimana jika gagal, melainkan berusaha bagaimana untuk berhasil"

Universitas Gunadarma

Pengunjung

Minggu, 25 Oktober 2015

TULISAN 2 - INDONESIA "DARURAT" KABUT ASAP, FINAL PIALA PRESIDEN SIAGA 1.

Jelang Final Piala Presiden kondisi Ibu Kota Jakarta memanas. Polda Metro Jaya menetapkan status pengamanan siaga satu untuk pengamanan pertandingan final sepak bola Piala Presiden di Stadion Utama Gelora Bung Karno hari ini 18/10/2015. Status ini sudah diberlakukan sejak Jumat Malam, 16 Oktober 2015. Polda Metro Jaya sendiri menurunkan 9.000 personel untuk mengamankan pertandingan final Piala Presiden. Selain itu, polisi juga memberlakukan Siaga 1 untuk pertandingan final ini.



Beberapa kejadian provokasi mulai bermunculan. Sabtu, 17/10/2015 Sebuah mobil Jeep tak luput dari sasaran sekelompok massa beringas yang meresahkan dini hari tadi. Jeep bernomor polisi dari kawasan Bandung Jawa Barat ini 'babak belur' kena timpuk batu. Di hari yang sama  puluhan pemuda berkumpul di pinggir ruas Tol Jagorawi yang mengarah ke Jakarta. Mereka melempari kendaraan yang melintas. Menurut petugas PJR Tol Jagorawi Aiptu Tawar Mereka melempari mobil pelat D (Bandung).


Di tempat jauh disana, di Sumatera dan Kalimantan, sebagian warganya masih dalam kondisi memprihatinkan. Banyak wilayah yang diselimuti kabut asap. Warga berteriak di media sosial menyuarakan kondisi mereka yang seolah kurang diperhatikan. Warga cemburu terhadap penanganan pemerintah yang begitu sigap dengan pertandingan sepak bola, namun seolah tutup mata dengan kondisi kabut asap. Mereka menyindir status siaga satu supporter bola dengan beragam tanggapan.

sumber : http://www.kompasiana.com/achmadsiddikthoha/siaga-satu-final-piala-presiden-dan-empati-bencana-kabut-asap_5622f4b8eaafbd291115a27c


TANGGAPAN PRIBADI :
Ironis memang melihat kondisi seperti ini, kepedulian pemerintah dan sebagian warga indonesia tertuju pada final piala presiden yang menelan biaya keamanan hingga melebihi 4,8 M. melihat dari sisi sosial memang terjadi ketidak pedulian karena hal seperti itu, mungkin dengan dana 4,8 M bisa dialokasikan untuk korban bencana disana. namun jika dilihat dari sisi lain, mungkin jika final piala presiden tidak disiagakan seperti itu, bisa saja terjadi pertumpahan darah sesama suporter, melihat panasnya perhelatan yang diselenggarakan dan banyaknya pihak yang kecewa atas kegagalan tim yang kalah dipenyisihan.
cara terbaik untuk menyikapi permasalahan ini adalah dengan sama-sama berdia untuk saudara kita yang berada disana agar selalu dilindungi dan berdonasi untuk bencana kabut asap dan tak lupa kita harus terus mendesak pemerintah melalui surat elektronik, twitter, facebook dan medsos lainnya untuk terus berupaya memyelesaikan permasalahan disana.
selain itu pemerintah harus segera merevisi peraturan tentang pembebasan lahan dikalimantan dan sekitarnya dengan cara membakar dan memberikan hukuman pidana bagi yang melakukan pembakaran hutan agar tidak terjadi bencana seperti ini dikemudian hari.